Pendidikan
merupakan tempat pembentukan sumber daya manusia yang berilmu dan berkarakter.
Pembentukan tersebut terjadi pada jenjang pendidikan usia dini hingga
pendidikan tinggi(Warsito, 2019). Memaksimalkan perubahan sumber daya manusia
tersebut dalam pendidikan guna terciptanya sumber daya manusia yang berilmu dan
berkarakter maka seorang pendidik harus paham akan minat dan bakat dari peserta
didik.
Minat
merupakan tanda suka atau ketertarikan seseorang terhadap suatu hal yang ada
dihadapannya tanpa adanya suatu paksaan (Warsito, 2019). Minat dapat mempengaruhi
bentuk dan intensitas cita-cita, Kedua minat dapat menjadi pendorong yang kuat,
siswa yang berminat pada beladiri atau kesenian akan terdorong untuk melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan beladiri atau kesenian. Ketiga prestasi selalu
dipengaruhi oleh jenis dan intensitas minat seseorang. Keempat minat
menimbulkan kepuasaan, siswa cenderung mengulang kegiatan yang berhubungan
dengan minatnya tersebut.
Minat
dapat dibedakan menjadi dua yaitu minat pribadi (personal interest) dan minat situasional. Minat pribadi (personal interest), yaitu ciri pribadi
individu yang relatif stabil. Minat pribadi ditujukan pada suatu kegiatan atau
topik yang spesifik (misalnya minat pada olah raga, ilmu pengetahuan, musik,
tarian, komputer, dan lain-lain). Sedangkan minat situasional, yaitu minat yang
ditumbuhkan oleh kondisi atau faktor lingkungan, misalnya peran pendidikan
formal, informasi yang diperoleh melalui buku, internet atau televisi.
Pada
usia 4 tahun anak sudah mencapai separuh dari kemampuan intelektualnya, dan
pada umur 8 tahun akan mencapai 80 %. Sehingga setelah umur 8 tahun kemampuan
intelektualnya hanya dapat diubah sebanyak 20%. Karena itu, menggali dan
mengembangkan potensi mereka sejak dini menjadi sangat penting. Banyak ahli
yang mengatakan bahwa kapasitas belajar anak yang terbentuk dalam masa ini akan
menjadi landasan bagi semua proses belajar pada masa yang akan datang.
Stimulasi
adalah berbagai rangsangan, entah itu kesempatan bermain, fasilitas belajar,
atau materi (misalnya cerita atau bacaan), yang dapat memicu anak untuk belajar
atau mengolah pengajaran. Rangsangan dapat berbentuk sentuhan yang abstrak,
misalnya dukungan dan keterlibatan orang tua dalam proses belajar anak. Keterlibatan
orang tua dalam belajar anak mempunyai peranan dan kontribusi yang akan
bermakna sebagai motivasi bagi anak. Untuk dapat menstimulasi yang tepat
terlebih dahulu orang tua dan guru harus mengetahui potensi anak. Bila potensi
anak sejak awal sudah diketahui, kemungkinan risiko orang tua dan guru dalam
memberikan stimulasi yang tidak sesuai dengan passion mereka menjadi berkurang.
Stimulasi yang sesuai dengan bakat dan minat anak pun bisa membuat tumbuh
kembang mereka optimal karena dijalani tanpa paksaan.
Bakat adalah sebuah sifat dasar, kepandaian dan pembawaan yang dibawa sejak lahir, misalnya menulis. Ada juga kata “bakat yang terpendam”, artinya bakat alami yang dibawah sejak lahir tapi tidak dikembangkan. Misalnya seseorang memiliki bakat menjadi seorang pelari, tetapi tidak dikembangkan, sehingga kemampuannya untuk berlari juga tidak berkembang. Bakat memiliki tiga arti yaitu achievement (kemampuan aktual), capacity (Kemampuan potensial), dan aptitude (sifat dan kualitas).
Ciri-ciri
bakat, yaitu :
a. Anak melakukan
kegiatan dengan perasaan senang atau bahagia. Apabila anak melakukan kegiatan
yang sudah pernah dilakukan maka rasa senang itu cenderung muncul lagi.
b.
Cenderung anak memahami yang relative lebih cepat, dan dilakukan lebih sering
dari hal- hal lainnya, juga dilakukan lebih banyak atas inisiatif sendiri.
c. Apa
yang dilakukan berpengaruh pada pencapaian sebuah prestasi. Meskipun prestasi
itu kadang-kadang belum dianggap sebuah prestasi. Sebagai contoh keberanian
anak bernyanyi didepan kelas, meskipun bagi orangtua dan guru menganggap “tidak
ada artinya” , namun yang dilakukan anak termasuk pada mengarah pada pencapaian
sebuah prestasi.
Bakat
dan kecerdasan merupakan dua hal yang berbeda, namun saling terkait. Bakat adalah kemampuan yang merupakan
sesuatu yang melekat (inherent) dalam diri seseorang. Bakat peserta didik
dibawa sejak lahir dan terkait dengan struktur otaknya. Peserta didik
berbakat adalah peserta didik yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena
mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul. Kemampuan-kemampuan tersebut
meliputi: (1) kemampuan intelektual umum (kecerdasan atau intelegensi), (2)
kemampuan akademik khusus, (3) kemampuan berpikir kreatif-produktif, (4)
kemampuan memimpin, (5) kemampuan dalam salah satu bidang seni, (6) kemampuan
psikomotor (seperti dalam bidang olahraga).
Peran
guru dalam mengembangkan potensi bakat dan minat siswa pada yaitu guru
menjadi inspirator bagi siswa dengan berbagai langkah seperti memberi contoh
sikap keteladanan, menunjukkan keahliannya untuk dapat menginspirasi siswa.
Guru sebagai observer dengan melakukan proses pengamatan kebiasaan dan
kegemaran siswa, lalu mengkaji hasil pengamatan dengan berkonsultasi dengan
wali kelas dan siswa yang bersangkutan. Guru sebagai motivator. Guru dengan
berbagai pengalamannya selalu memberikan semangat kepada siswa untuk
mengerjakan tugas dengan baik dan penuh dengan antusias dilakukan baik secara individual
kepada peserta didik dan secara kelompok.
Beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk mengenali bakat dan minat yaitu: kenali
diri, ketahui apa yang diinginkan, hargai nilai diri, temukan bakat, kombinasikan
minat dan kegunaan. Cara mengembangkan bakat dan minat: perlu keberanian, perlu
di dukung latihan, perlu di dukung lingkungan, perlu memahami hambatan-hambatan
dan cara mengatasinya. Perlu menambah wawasan tentang pengertian bakat dan
minat, dimensi-dimensi pokok bakat dan minat, cara mengenal bakat seseorang dan
cara mengembangkan bakat.
By : Vita Diah Sukmawati
Referensi :
Ayu
Anggraini, Indah & Wahyuni. Analisis Minat dan Bakat Peserta Didik
Terhadap Pembelajaran. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. Vol. 7 No.
1. Tahun 2020. Hal 23-28.
Ina
Magdalena, dkk, peran Guru Dalam Mengembangkan Bakat Siswa. Jurnal
Pendidikan dan Dakwah. Vol. 2 No. 1. Januari 2020. Hal 61-69.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar