Cerdas Emosi bagi Pendidik




Tulisan ini bukanlah hasil dari buah pikiran saya pribadi. Namun lebih pada sharing  hasil dari Kelas Kompetensi yang saya ikuti selama TPN (Temu Pendidik Nusantara) pada tanggal 5 – 7 Oktober 2018 di Kampus Guru Cikal, Cilandak. Kelas berlangsung selama kurang lebih 3 jam.
Sebelum sesi dimulai, peserta diajak senam otak dengan cara bertepuk tangan setiap gambar yang disebutkan mucul di layar proyektor. Peserta sangat antusias sekali. Banyak yang tepuk tangan di saat yang tepat. Namun tidak sedikit yang terlambat. ☺ Suasana sangat seru sekali, apalagi level gambar yang diminta semakin spesifik.


Sesi 1

Setelah itu, sesi 1 dimulai dengan mengajak peserta mengenali diri mereka sendiri dengan “Jendela Johari”. 


Peserta diberi selembar kertas HVS dan diminta melipat menjadi 4 bagian. Lalu peserta menuliskan apa yang mereka dan orang lain ketahui di bagian daerah terbuka dan seterusnya, sampai pada apa yang mereka dan orang lain tidak ketahui di daerah misteri. Tugas ini terlihat mudah, namun penuh tantangan. Terutama saat menuliskan apa yang kita ketahui namun orang lain tidak ketahui. Kita diajak berpikr lebih dalam untuk mengenali diri kita sendiri. 

Sesi 2

Setelah itu di sesi 2 peserta kembali diberi sebuah kertas. Tapi kali ini peserta diminta berpasangan dan duduk saling memunggungi. Ada peserta A dan B. Peserta B diberi sebuah kata benda yang harus dideskripsikan kepada peserta A. Misalnya saja kata rumah idaman. Namun tidak boleh mnyebutkan kata benda tersebut. Tugas peserta A adalah menggambarkan benda tersebut. Begitu sebaliknya, gantian peserta A yang diberi kata benda dan peserta B menggambarkan.

Sesi ini lumayan menghibur namun juga sulit untuk menggambarkan apa yang dimaksud. Terlebih kami belum terlalu mengenal lawan bicara karena berasal dari daerah yang berbeda. Padahal jarak duduk kami sangat dekat dan duduk saling memunggungi. Kesimpulannya, dua orang yang posisinya sedekat itu dan dalam keadaan santai saja kadang sullit untuk memahami apa yang diinginkan oleh lawan bicara. Apalagi saat ada intervensi emosi dalam diri kita, tentu tambah sulit lagi.

Sesi 3

Sebelum sesi 3 dimulai, peserta diberi paparan singkat tentang level stress. Pada hakikatnya, setiap manusia pasti memerlukan stress dalam hidupnya. Namun tiap orang tentu berbeda levelnya seperti yang dikategorikan dalam stress meter berikut.


Dari level stress ini, peserta diminta menganalisis dirinya sendiri. Sering stress di level berapa. Setelah itu, peserta diberi selembar kertas dan diminta melipat menjadi 2 bagian. Di bagian sebelah kiri kertas, peserta diminta menggambarkan hal-hal yang membuat senang dan ingin selalu tersenyum. Sementara di bagian kanan, peserta diminta menggambarkan hal-hal yang membuat stress, tertekan atau bahkan sedih. 

Seusai menggambar, peserta diminta memandang gambar di sebelah kanan yang membuat stress tadi. Sambil membayangkan kondisi pada gambar itu secara detail. Kemudian peserta diminta melihat stress meter. Ada di level berapa setelah melihat gambar tersebut. Setelah itu, peserta diminta melihat gambar yang membuat senang dan diminta membayangkan sedetail mungkin suasana dalam gambar tersebut. Bahkan ada peserta yang sampai senyum-senyum sendiri. Nah setelah itu, peserta kembali diajak mengukur stress meternya. Apakah mengalami penurunan level setelah memandang gambar yang membuat senang.

Kesimpulannya, saat kita sedang dalam kondisi yang tidak bersahabat seperti stress, marah atau sedih, ingatlah atau bayangkanlah hal-hal yang membuat kita senang. Agar level stress kita tidak selalu tinggi. Terlebih misalnya saat kita pulang dari sekolah. Beri 5 menit untuk diri kita melupakan segala penat yang ada di sekolah. Jangan sampai kita membawa masalah ke rumah. Terapi ini lumayan efektif untuk meredam stress.

Sesi 4

Pada sesi ini, peserta diminta duduk dalam posisi ternyaman dan relaks. Untuk lebih mencairkan suasana, coach memutar musik relaks sambil memberikan instruksi teknik pernapasan. Bahkan ada peserta yang memejamkan mata sambil duduk lesehan agar lebih nyaman. 

Peserta diminta untuk membawa dirinya ke tempat yang membuatnya sangat nyaman, entah itu di rumah, di kamar atau dimanapun. Bayangkan suasana sedetail mungkin sampai beberapa menit. Kemudian peserta diinstruksikan untuk menarik dirinya kembali ke ruang kelas Sekolah Cikal, dimana kami sedang berdiskusi. Setelah itu kami diminta membuka mata. Ternyata rasanya nyaman sekali. 

Sesi 5

Sesi terakhir ini, menurut saya pribadi, sangat menghibur. Setengah dari jumlah peserta, termasuk saya, diminta pindah ke kelas sebelah yang ada meja lebih memadai. Di ruangan itu, kami diberi selembar kertas yang telah diberi lingkaran di tengahnya. Sambil diputarkan musik relaks, kami diminta menggambar apa saja yang terlintas di benak kami. Kami diberi waktu sekitar 15 menit menggambar menggunakan crayon. Kata coach sebenarnya lebih bagus lagi jika menggunakan kuas.

Setelah menggambar, peserta diminta menganalisis dengan melihat bagian lingakaran mana yang lebih penuh,. Apakah bagian atas, bawah, kiri atau kanan. Masing-masing mempunyai makna sendiri.

Sesi ini mengakhiri kelas yang menurut saya sangat bermanfaat, terlebih untuk kita sebagai pendidik.


ditulis oleh : 
Bu Shofi Maylina
Tentor LKP Dunia Sausan



Bagi teman-teman yang ingin bergabung  dengan LKP Dunia Sausan, silahkan hubungi kontak  di bawah  ini :


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar