SISTEM GERAK PADA MANUSIA

 

 


Apakah sobat IPA tahu bagian apa saja pada tubuh yang termasuk dalam sistem gerak manusia? Yap, sistem gerak manusia terdiri dari tulang (rangka) serta otot. Keduanya bekerja sama membantu untuk bisa bergerak dan beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini akan dijelaskan tentang macam-macam tulang, otot, serta kelainan dan gangguan pada sistem gerak manusia.

Sistem gerak pada manusia adalah hal penting untuk diketahui, karena sitem inilah yang memungkinkan kita melakukan aktivitas sehari-hari, mulai dari berjalan, duduk, menulis, hingga berlari.

A.    Tulang

Tulang merupakan salah satu bagian system rangka yang terbuat dari jaringan ikat tulang. Tulang sangat berguna bagi manusia. Beberapa fungsi tulang adalah sebagai berikut :

Ø  Sebagai alat gerak bersama dengan otot

Ø  Sebagai tempat melekatnya otot

Ø  Sebagai pelindung organ lunak dan vital

Ø  Tempat memproduksi sel-sel darah

Ø  Tempat penyimpanan cadangan mineral, berupa kalsium dan fosfat serta cadangan lemak.

 

1)      Klasifikasi Tulang

a.       Tulang Rawan (kartilago)

Tulang rawan terdiri atas sel-sel frawan (kondrosit), serabut kolagen dan matriks. Sel-sel tulang rawan dibentuk oleh bakal sel-sel tulang rawan, yaitu kondroblas.Berdasarkan susunan serabutnya, tulang rawan dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu sebagai berikut :

1.      Tulang rawan hialin, mempunyai serabut terbesar dalam anyaman yang halus dan rapat.

2.      Tulang rawan elastis, susunan sel dan matriks nya mirip tulang rawan hialin, tetapi tidak sehalus dan serapat tulang hialin. Tulang rawan elastic terdapat di daun telinga, laring dan epiglottis.

3.      Tulang rawan fibrosa, matriksnya tersusun kasar dan tidak di cakram antar tulang belakang dan simfisis pubis (pertautan tulang kemaluan).





Berikut beberapa contoh gambar tulang rawan :

 

 

 

                       

                                       (a)                                 (b)                                  (c)

Gambar 1.1 : (a).Tukang rawan hialin, (b). Tulang rawan elastic, (c). Tulang rawan febrosa

b.      Tulang  Keras (Osteon)

Tulang terbentuk dari tulang rawan yang mengalami penulangan (osifikasi). Ketika tulang rawan (kartilago) terbentuk, rungga-rongga matriksnya terisi oleh sel osteoblas. Osteoblas merupakan lapisan sel tulang muda. Osteoblas (sel tulang keras)antara sel tulang yang satu dan sel tulang yang lain dihubungkan oleh juluran-juluran sitoplasma yang disebut kanalikuli. Setiap satuan sel osteosis akan mengelilingi suatu system saraf dan pembuluh darah hingga membentuk sistem havers.

            


                        Gambar 1.2 Tulang keras dan tulang spons

Berdasarkan bentuknya,tulang keras dapat dikelompokan sebagai berikut :

1.      Tulang pipa, bentuknya panjang dan berrongga seperti pipa. Contoh tulang ini diantaranya tulang pengumpul, tulang hasta, tulang betisdan tulang luring..

2.      Tulang pipih, adalah tulang-tulang yang berbentuk pipih. Tulang pipih banyak terdapat dirangka aksial. Misalnya tulang rusuk,tulang belikat dan tulang-tulang yang menyusun tengkorak.

3.      Tulang pendek, tulang yang berukuran pendek. Hanya ditemukan di daerah pangkal telapak tanagn. Pangkal telapak kaki dan tulang belakang.

4.       Tulang tidak beraturan, yaitu tulang yang memiliki bentuk tidak beraturan. Contohnya adalah tulang-tulang belakang dan tulang penyusun wajah.


Berikut contoh-contoh gambar tulang keras (osteon)

                        


(a)                                                        (b)                   

                        


                                                (c)                                                        (d)

Gambar 1.3 (a). Tulang pipa, (b). Tulang pipih, (c). Tulang pendek, (d). Tulang tidak beraturan.

 

B.     OTOT 

Tulang adalah alat gerak pasif. Sedangkan otot adalah alat gerak aktif. Tulang berfungsi menunjang pergerakan otot ketika otot berkontraksi atau berlekasasi. Ada tiga karakter yang dimiliki oleh otot yaitu sebagai berikut :

a.       Kontraktibilitas, adalah kemampuan otot untuk memendek. Ketika memendek, otot berkontraksi. Jika otot menempel pada tulang, otot akan menarik tulang tersebut.

b.      Ekstensibilitas, adalah kemampuan otot untuk memanjang melebihi ukuran semula. Pada saat otot memanjang, otot bereaksi.

c.       Elastisitas, adalah kemampuan otot untuk kembali ke bentuk semula, setelah mengalami pemanjangan atau pemendekan.

 

1.      Klasifikasi Otot

a.      Otot lurik

seperti hal nya tulang, otot memiliki beberapa jenis. Otot lurik disebut juga otot rangka karena otot jenis ii menempel pada rangka dan menjadi alat gerak utama. Otot lurik memiliki sel yang berbentuk silindris dan memiliki banyak inti.

b.      Otot polos

otot polos sering juga disebut otot organ dalam atau otot visceral, otot polos terbapat di organ-organ dalam,misalnya di saluran-saluran dalam sistem pernafasan,system pencernaan,pembuluh darah dan saluran kencing. Bentuk sel-sel otot polos menyerupai gelendong dengan satu inti di tengah. Otot polos tidak dikendalikan oleh system saraf pusat sehingga otot-otot polos bekerja di luar kesadaran.

c.       Otot jantung

Otot jantung memiliki struktur mirip dengan sumber otot lurik. Hal-hal yang membedakannya adalah serabut otot jantung memiliki percabangan di serabut-serabut ototnya. Otot jantung menggerakkan jantung dan jenis sarafnya adalah saraf  otonom. Oleh karana tu otot jantung bekerja di luar kesadaran. Berikut beberapa contoh gambar otot:

                         


                                    (a)                                            (b)                                (c)

                                    Gambar 1.4 (a). Otot lurik, (b). Otot polos, (c). Otot jantung


2.      Sifat Kerja Otot

Otot-otot sering bekerja sama ketika melakukan gerak.minimal terdapat dua otot yang bekerja sama. Otot pertama dan kedua berkontraksi ke arah yang berlawanan. Contoh otot yang antagonis dan sinergis yaitu :

a.       Antagonis, yaitu kerja 2 otot secara berlawanan. Jika yang satu berkontraksi maka yang lain mengalami relaksasi, begitupun sebaliknya. Contoh:

1)      Pronasi dan Supinasi pada telapak tangan

2)       Fleksi dan Ekstensi pada sendi siku dan lutut.

3)      Abduksi dan Adduksi pada sendi lengan atas dan sendi paha.

4)      Depresi dan Elevasi ketika kepala menunduk dan menengadah.

 



                                                (a)                                                        (b)                               

                              Gambar 1.5 (a). Antagonis otot, (b). Kerja otot sinergis

 

b.      Sinergis, yaitu 2 otot yang kerjanya bersamaan. Jika yang satu berkontraksi maka yang lain pun ikut berkontraksi, begitupun dalam hal relaksasi. Contoh: Otot Pronator Teres dan Kuadratus pada telapak tangan.

 

C.     Kelainan dan Gangguan pada Sistem Gerak

1.      Kelainan dan gangguan pada tulang

a.       Osteoporosis

Osteoporosis adalah kelainan tulang, yaitu kondisi tulang menjadi lebih lunak. Hal tersebut dapat terjadin karena kekurangan kalsium dalam makanan.

b.      Mikrosefalus

Mikrosefalus adalah kelainan pada ukuran kepala bayi yang lebih kecil atau tidak proporsional. Hal tersebut disebabkan ketika hamil, seorang ibu mengalami kekurangan kalsium sehingga pembentukan tengkorak bayi tidak. sempur


                  
 

       (a)                                                           (b)

 

Gambar 1.6 (a). Tulang nirmal dan tulang osteoporosis, (b). Mikrosefalus

 

c.       Patah tulang (fraktura)

Tulang mengalami retak/patah tulang akibat mengalami benturan keras, misalnya karena kecelakaan. Pemulihan untuk kelainan ini, yaitu dengan mengembalikan pada susunan Terkolir           

d.      Kelainan bentuk tulang belakang

Kelainan ini disebabkan karena kebiasaan tubuh yang salah, kelainan ini antara lain seperti berikut:

1.      Lordosis, yaitu keadaan tulang belakang yang melengkung ke depan.

2.       Kifosis, adalah keadaan tulang belakang melengkung ke belakang, sehingga badan terlihat bongkok.

3.      Skoliosis, yaitu keadaan tulang belakang melengkung ke samping kiri atau kanan.



Gambar 1.7  kelainan yang terjadinya pada tulang belakang

2.      Kelainan dan gangguan pada otot

a.       Atrofi

 Atrofi adalah pengecilan atau penyusutan jaringan otot atau jaringan saraf. Penyebab atrofi termasuk makanan yang buruk, sirkulasi yang buruk, kehilangan dukungan hormonal pada organ, hilangnya suplai saraf, tidak digunakan atau penyakit.

b.      Tetanus

Kondisi otot yang mengalami kejang terus menerus. Penyebab penyakit ini karena infeksi bakteri Clostridium tetani.

c.       Miastenia gravis

Myasthenia gravis adalah autoimun penyakit yang mempengaruhi transmisi sinyal dari saraf ke otot.

 

d.      Kelelahan otot (Distrofi otot)

 Distrofi otot merupakan penyakit kronis pada otot sejak anak-anak, diperkirakan merupakan penyakit genetis (bawaan).

 





                                                                        By: Linda Nur Safitri

 

 

 

REFERENCE

Fictor F.P dan Moekta Ariebowo. 2007. “Praktis  belajar biologi” untuk Kelas XI. Jakarta : PT Grafindo Media Pratama

 




 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar