Setelah membaca review film alangkah lucunya negeri ini, ada beberapa point yang dapat kita analisis diantaranya adalah :
- Film ini mengangkat sebuah permasalahan mendasar yang ada pada negara kita hingga saat ini, yaitu permasalahan mengenai pendidikan dan kemiskinan.
- Adanya sebuah pertanyaan mengenai penting atau tidaknya pendidikan?
- Film ini juga meninggalkan sebuah pertanyaan yang masih belum bisa terjawab dengan baik, yakni pertanyaan mengenai masalah halal dan haram. Apakah kita boleh menerima uang haram dari hasil yang halal dan bertujuan baik? Sedangkan kalau tidak diterima, maka orang tersebut secara otomatis tidak akan dapat memperoleh penghasilan dari apa yang telah ia kerjakan? Dan apabila tidak dikerjakan maka tidak akan pernah ada perbaikan moral dan pendidikan yang terjadi.
Permasalahan
mengenai penting atau tidaknya pendidikan memang masih menjadi sebuah
momok yang ada dalam masyarakat kita dan bahkan menjadi sebuah
perdebatan yang cukup rumit untuk dijawab. Sebagian orang yang memang
tahu akan pentingnya pendidikan menganggap pendidikan merupakan suatu
hal yang penting dan urgen, sedangkan bagi orang yang memang tidak mau
tahu akan pentingnya pendidikan, mereka pun menganggap pendidikan
merupakan suatu hal yang tidak penting dan hanya membuang-buang uang
saja. Memang pada kenyataannya banyak orang yang tidak mempunyai
pendidikan ternyata mampu memperoleh pekerjaan yang layak hingga sukses
karena mereka bermodal skill yang bagus dan ketekunan dalam
bekerja, sedangkan kita juga melihat banyak sarjana yang lulus dengan
nilai bagus ternyata ada yang pengangguran dan bahkan skill-nya
pun masih kalah jauh dengan orang yang tidak berpendidikan. Hal inilah
yang masih sering menjadi sebuah pertanyaan mendasar mengenai makna
pendidikan yang sesungguhnya.
Bukankah fungsi manifes dari pendidikan adalah
mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah, mengembangkan
bakat yang telah ada, dan melestarikan kebudayaan, serta menanamkan
keterampilan yang ada. Sedangkan fungsi laten dari pendidikan adalah
pemupukan proses keremajaan, pengurangan kontrol atau pengawasan dari
orang tua, serta digunakan untuk mempertahankan kelas sosial yang ada. Hal
ini harus diperhatikan oleh banyak orang, termasuk pemerintah sebagai
institusi tertinggi yang mempunyai kewenangan yang besar, sehingga
pendidikan tetap bisa berjalan sesuai dengan apa yang telah menjadi
tujuan dan fungsi dari pendidikan itu sendiri. Bukan malah menimbulkan
pergeseran fungsi dan tujuan dari pendidikan, di mana pendidikan hanya
untuk orang-orang yang mampu mengaksesnya, dan bahkan justru orang-orang
yang berpendidikan tinggilah yang ketika dia menjabat sebagai wakil
rakyat banyak melakukan korupsi, padahal status mereka adalah wakil
rakyat yang harus melindungi rakyatnya bukan malah menyengsarakannya.
Selain
masalah mengenai pendidikan, ternyata masalah kemiskinan pun menjadi
masalah yang cukup sensitif saat ini. Banyak anak-anak yang harus rela
bekerja di usia sekolah mereka karena keterbatasan ekonomi keluarga.
Anak-anak tersebut harus menjadi tulang punggung keluarga untuk mencari
nafkah, sehingga dengan terpaksa mereka tidak bisa menikmati pendidikan
yang layak. Permasalahan seperti ini tidak hanya terjadi di pelosok desa
saja, namun dengan jelas kita juga menjumpai mereka di kota-kota besar
di negara ini. Mereka yang masih kecil harus berkutat dengan kerasnya
kehidupan, padahal masa anak-anak merupakan masa-masa yang indah untuk
bisa menikmati sebuah pendidikan yang layak, bergaul dan bermain dengan
teman sebayanya. Namun ternyata mereka harus meninggalkan kesenangan itu
semua demi mencari sesuap nasi untuk menyambung hidup dengan cara
menjadi pengamen, pedagang asongan, tukang sapu, tukang semir sepatu dan
bahkan lebih parahnya lagi menjadi pencopet seperti yang ada dalam film
tersebut.
Kemiskinan
adalah keadaan di mana terjadinya suatu ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti sandang, pangan dan papan serta kesehatan dan
pendidikan. Kemiskinan juga dapat disebabkan oleh adanya kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya untuk mendapatkan akses
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global yang
terjadi di seluruh negara di dunia, tetapi masalah kemiskinan yang parah
memang banyak terjadi di negara-negara yang sedang berkembang seperti
di Negara Indonesia ini.
Kemiskinan
sendiri dapat di ukur menjadi dua kategori, yakni kemiskinan absolut
dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada sekelompok orang
yang dikaitkan dengan pendapatan seseorang atau keluarga tidak dapat
memenuhi kebutuhan minimum, sedangkan kemiskinan relatif merupakan
sebuah keadaan di mana tidak tercapainya kebutuhan dasar manusia yang
sesuai dengan kebutuhan saat itu dan ukuran yang dipakai untuk
menentukan ini adalah pendapatan perkapita dari sumber daya yang ada.
Kesimpulan
dari film tersebut menerangkan bahwa pada dasarnya kemiskinanlah yang
berpengaruh terhadap sulitnya seseorang untuk mengakses pendidikan
akibat keterbatasan dana yang ada, serta masih adanya pemaknaan mengenai
penting atau tidaknya pendidikan bagi sebagian orang. Hal inilah yang
harus dijadikan PR bersama baik bagi pemerintah, institusi pendidikan,
dan institusi ekonomi untuk menyelesaikan masalah yang ada. Suatu negara
akan dinyatakan maju jika sumber daya manusianya pun maju, sebab hal
tersebut dapat dilihat dari kualitas pendidikan dan perekonomian suatu
negara, apakah negara tersebut mampu bersaing atau justru malah menjadi
negara yang tertinggal.
Penulis :
Bu Ria
Tentor LKP Dunia Sausan.
Demikian Article di BLOG LKP Dunia Sausan kali ini, semoga bermanfaat.
Bagi teman-teman yangingin bergabung dengan LKP Dunia Sausan
silahkan hubungi kontakontak di bawah ini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar