Berikut Cara Tepat Untuk Mengetahui Kebutuhan Air Bagi Tubuh
Oleh
Bu Lila Nor Ardiani, S.Pd
"Minumlah 8 gelas atau 2 liter
air setiap hari."
Itu nasihat
yang paling umum dan sering kita dengar. Lalu, apakah semua orang harus minum 8
gelas air sehari?
Faktanya tidak
seperti itu. Selain berdasarkan usia dan jenis kelamin, kebutuhan konsumsi air
dapat berbeda-beda antara satu individu dengan lainnya bergantung pada beberapa
faktor seperti ukuran fisik tubuh, kondisi kesehatan (misalnya gangguan fungsi ginjal, infeksi
saluran kemih, dan penyakit jantung), aktivitas fisik, kondisi hamil dan
menyusui, dan suhu lingkungan.
Orang yang
berbadan besar memiliki area kulit yang lebih lebar sehingga menghasilkan lebih
banyak keringat dan juga tingkat metabolik yang lebih tinggi. Dengan begitu,
mereka memerlukan lebih banyak oksigen (dan kalori) dan perlu bernafas lebih
banyak. Karena itu orang dengan tubuh besar atau gemuk perlu minum lebih banyak
air daripada orang yang tubuhnya kecil atau kurus.
Begitu pula
dengan orang yang sering olahraga, kebutuhan airnya lebih banyak daripada orang
yang malas gerak. Asupan cairan untuk orang yang tinggal di daerah tropis
berbeda dengan orang yang tinggal di wilayah bersuhu dingin.
Rumus
"8 gelas sehari" memang tidak harus diikuti. Tetapi ada pedoman dan
rekomendasi kesehatan untuk asupan cairan total dari setiap individu.
Rekomendasi
ini didasarkan dari hilangnya cairan dalam tubuh saat proses metabolisme
sehari-hari. Secara konstan, kita kehilangan air melalui urin, keringat dan uap
dalam nafas. Jumlah air yang hilang sangat beragam karena kondisi lingkungan,
kegiatan, faktor makanan dan minuman, pengaruh obat dsb.
Karenanya,
kita perlu minum air dengan jumlah yang berbeda untuk menyesuaikan jumlah air
yang hilang dalam tubuh. Ini memunculkan konsep "keseimbangan cairan", yaitu
total air yang masuk ke dalam tubuh harus sama dengan total air yang
dikeluarkan. Asupan cairan ini berasal dari makanan dan minuman.
Dalam
kondisi iklim yang biasa dan tanpa kegiatan fisik, jumlah cairan minimal yang
hilang "tanpa terasa" dari keringat dan nafas sekitar 500 ml setiap
hari. Sejumlah 200-300 ml hilang sebagai limbah air dalam usus. Tubuh juga
perlu mengalirkan sedikitnya 750 ml untuk menjaga ginjal tetap berfungsi dan
untuk membuang sisa racun metabolisme. Sehingga demi kesehatan kita perlu
mengonsumsi sedikitnya 1500-2000 ml setiap hari dari makanan dan minuman.
Dari sinilah
kemudian muncul nasihat "Minum 8 gelas atau 2 liter air sehari".
Namun, sekali lagi nasihat itu tidak mengikat untuk semua individu.
Kebutuhan air bagi tubuh menurut
rekomendasi European Food Safety Authority 2010 (sumber:
hydrationforhealth.com)
Melalui
Permenkes No. 75 Tahun 2013, Kemenkes RI menetapkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang didalamnya mencakup
angka kecukupan air yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia. Berdasarkan
AKG tahun 2013 tersebut, rekomendasi kebutuhan air untuk perempuan usia 16-18
tahun serta 19-64 tahun adalah 2,1 L dan 2,3 L, sedangkan kebutuhan air untuk
laki-laki usia 16-18 tahun, 19-29 tahun dan 30-64 tahun berturut-turut adalah
2,2 L, 2,5 L, dan 2,6 L.
Rekomendasi
tersebut dapat tidak sesuai untuk beberapa orang, dengan mempertimbangkan
ukuran dan jenis tubuh yang berbeda, suhu lingkungan yang berbeda-beda, dan
tingkat aktivitas yang dilakukan. Kebutuhan air saat musim kemarau tentu
berbeda dengan kebutuhan air saat musim hujan atau ketika suhu udara dingin.
Bagaimana
bila kita sedang dalam musim pancaroba seperti ini? Kadang matahari menyengat panas
sehingga tubuh banyak berkeringat. Terkadang hujan turun dengan lebat sehingga
suhu udara menjadi lebih sejuk.
Cara Tepat Untuk Mengetahui Kebutuhan Air Bagi Tubuh
Cara
termudah yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah kita sedang dalam kondisi
kecukupan air atau sedang tidak adalah dengan melihat warna urin. Semakin
pekat warna urin, itu tandanya tubuh kita kekurangan asupan cairan. Namun perlu
diingat dan diperhatikan bahwa konsumsi makanan jenis tertentu (misalnya buah
bit, wortel, asparagus) dan obat-obatan dapat mempengaruhi warna urin yang kita
keluarkan.
Cara lain
yang lebih modern dan kekinian adalah dengan Kalkulator Hidrasi yang bisa kita akses di situs Hydration for Health yang
dikembangkan oleh Danone Nutricia Research. Hidrasi adalah kondisi kecukupan
cairan dalam tubuh untuk menjamin fungsi metabolisme sel berjalan dengan baik.
Prinsip hidrasi sehat adalah pemenuhan kebutuhan air dan jenis air yang
dikonsumsi.
Kalkulator Hidrasi ini akan menghitung tingkat
hidrasi kita berdasarkan informasi yang kita berikan tentang diri kita (usia,
jenis kelamin, berat badan) dan tingkat aktivitas serta kebiasaan minum
sehari-hari.
Dengan
mengetahui kebutuhan air bagi tubuh, kita bisa mengetahui jumlah asupan cairan
yang tepat. Kurang konsumsi cairan terbukti dapat menyebabkan rasa lelah, sakit
kepala, gangguan mood bahkan menurunkan kemampuan fisik dan kognitif.
Namun, minum
terlalu banyak air juga tidak menyehatkan. Keracunan air, atau yang
disebut hiponatremia, dapat
melarutkan kadar garam tubuh sehingga menyebabkan sel membengkak. Kondisi ini
jarang terjadi, tetapi menurut sebuah penelitian tahun
2015 yang diterbitkan dalam Clinical Journal of Sport Medicine,
setidaknya 14 atlet diketahui telah meninggal karenanya.
Kapan seharusnya kita minum air?
Nasihat lain
yang sering kita dengar adalah "Minumlah sebelum kita haus." Namun,
menurut sebuah penelitian terbaru yang dipimpin oleh
Michael Farrell, seorang profesor di Monash University di Australia, otak kita
sebenarnya tahu kapan kita merasa haus, dan kapan kita merasa sudah cukup
minum.
Penelitian
tersebut juga menemukan bahwa ketika kita minum banyak air saat tidak merasa
haus, menelan lebih banyak air membutuhkan lebih banyak usaha - tiga kali lebih
banyak daripada ketika kita minum saat merasa haus. Para peneliti menjulukinya
"penghambatan menelan" - reaksi tubuh terhadap asupan yang
berlebihan. Sama seperti ketika kita sudah kenyang, tapi memaksa untuk terus
makan.
"Pesannya adalah, lakukan apa yang
muncul secara alami," kata Michael Farrell.
"Minumlah saat kau mau, dan
kemungkinan perilaku ini akan menjaga keseimbangan cairan tubuhmu," kata
Himam Miladi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar